26.8.25

little fighter

24 agustus 2025, tidak pernah terbayang akan mengalami hal ini. Keguguran. Secara teori ini bermakna hilangnya kehamilan secara tidak terduga sebelum janin berkembang cukup untuk bertahan hidup di luar rahim, umumnya terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Ia hilang diusia sekitar 8 minggu. Keluar. Ditandai dengan pendarahan hebat dan keluarnya gumpalan darah yang sangat banyak. Mengerikan. Tapi aku tak takut. Bahkan darah itu sudah jatuh ke dalam kloset duduk, tetap kugapai dengan sarung tangan karet, aku harus pastikan apa yang keluar itu hingga hatiku tenang. Kuraih gumpalan darah itu, sungguh besar, sebesar telapak tanganku. Bentuknya padat seperti hati ayam. Merah pekat. Darah segar mengalir terus di pahaku tanpa bisa berhenti. 

20 juni hpht ku, jika sampai usianya 27 maret hpl nya :") 

Juli lalu aku terlambat haid, pertama kali testpack, hasilnya samar. Beberapa hari kemudian, kucoba lagi, jelas. Dua garis. Senang hati kami berdua. Membayangkan punya bayi kembali. Memang kami sudah berencana ingin menambah keturunan jika Allah izinkan. Tapi terlalu banyak pikiran yang membayangi, baru saling kami ceritakan baru-baru ini.

Balik lagi, singkat cerita, lanjut ke dokter kandungan 1 agustus, alhamdulillah memang aku dinyatakan hamil oleh dokter yang sebelumnya menangani kelahiran anak pertamaku. Dia sampaikan usianya berapa minggu dan diminta untuk banyak berdoa agar diberikan roh terbaik katanya. Aku sempat bingung dengan caranya menyuruh berdoa, tapi kutepis krna itu memang wajib kami lakukan selaku orang tua. Tapi sungguh mengganjal pikiranku, bahkan setelah kini calon janin itu sudah tiada..

Hari-hari memang kujalani seperti biasa, tapi aku tak merasa "ia" hadir di tubuhku, lagi-lagi kutepis krna dokter memang bilang masih hanya kantongnya saja. Tak ada keluhan sama sekali, tak ada keram perut, mual atau lainnya. Tapi aku selalu merasa seperti akan demam, suhuku sekitar 37, tak normal tapi belum demam. Tanggal 10 agustus, pendarahan pertamaku, darah segar mengalir saat aku buang air kecil akan melaksanakan sholat ashar. Paniknya bukan main, tapi suami sedang tidak di rumah, akhirnya suami buru-buru pulang dan kami periksakan ke IGD. Ya diagnosanya jelas, abortus iminens. Ancaman keguguran, tapi masih bisa dipertahankan. Akhirnya aku dirawat selama tiga hari, 2 malam. 10 sd 12 agustus. Lanjut istirahat di rumah sampai dengan 19 agustus. Undangan pelantikanku keluar, 20 agustus, alhamdulillah sesuai dengan jadwal masukku. Oh iya, selama istirahat di rumahpun darahnya masih tetap keluar. Tanggal 19 agustus aku tetap harus ke kantor untuk gladi resik walau tidak presensi.

Lanjut, rabu 20 agustus aku hadir ke kantor seperti biasa dan melaksanakan pelantikan (daring). Namun perutku sakit sekali dan akhirnya darah cukup banyak keluar. Malamnya kami ke IGD, tidak rawat inap (kondisi calon janin kata dokternya bagus, jadi tidak perlu dirawat), namun disarankan untuk bedrest. Kusambung cuti sakitku dari 21 hingga 26 agustus (seharusnya, untuk jadwal kontrol memastikan denyut jantungnya. Memang saat dirawat di RS, dokter obgyn menyampaikan: jika ada denyutnya 2 minggu lagi, alhamdulillah, jika tidak, kita keluarkan). Hatiku sedih mendengarnya, tapi takdir Allah selalu baik. Kami panjatkan prasangka baik tapi masih dengan kegundahan hati yang selalu menyertai kami. Terlalu banyak hal yang tak sama yang kurasa dibandingkan saat hamil anak pertama. Lagi-lagi kutepis, setiap anak perjuangan dan perkembangannya beda-beda. Sempat ku sugesti diriku untuk mual agar hatiku tenang bahwa ia berkembang baik di dalam

Mulai dari hari jumat (tanggal 22) pinggangku sakit dan nyeri perut cukup hebat, tapi masih bisa kutahan. Hari sabtupun begitu. Namun dari minggu dini hari dari pukul 2.30 aku terbangun tak bisa lelap lagi hingga subuh tiba, walaupun pendarahan saat hamil, kami muslimah tetap harus menjalankan ibadah sholat. Selesai sholat subuh, aku menangis karena perutku sakit sekali (sakitnya seperti kontraksi akan lahiran), pembalut sudah kuganti, tapi penuh seketika dengan darah yang tak bisa ditahan. Saat akan mengecek ke kamar mandi, aku buang air kecil dan tiba-tiba sesuatu keluar. Itulah dia yang kusebut di awal tadi. Darah segarpun tak bisa berhenti, kami segera ke rumah sakit dan karena usiaku masih muda dokter menyarankan tindakan kuret agar tidak ada sisa di dalam rahim. Status: abortus komplit. Aku keguguran.

Tata laksana untuk pelaksanaan operasi segera dilakukan (tapi sebelum itu, aku sempat menangis keras meminta kepada suamiku supaya diberikan obat saja, tidak kuret), aku dipasangkan infus sambil menahan tangis, diambil darah, disuntik berulang kali untuk ujicoba alergi, dan dimasukkan obat. Tak berselang lama, aku langsung dibawa ke ruang operasi, diberikan anestesi dan obat tidur. Hal terakhir yang kuingat sebelum tak sadarkan diri, dokter obgynku mengelus tanganku dan bilang "banyak-banyak berdoa ya bu", wajahnya makin samar kulihat. Aku sudah lelah karena menangis, tak sadarkan diri lagi. Pukul 12.30 siang, pukul 13.00 aku sudah sadar di ruang observasi. Rasa saat akan sadar itu membingungkan sekali. Aku seakan berada di ruang yang sangat besar, namun aku kecil sekali. Aku hanya mampu mendengar suara sekitar tanpa bisa membuka mata dengan benar. Sampai akhirnya aku paksakan untuk membuka mata dan melihat jam dinding. Sungguh pengalaman yang menakutkan. Batas hidup dan mati itu ternyata sungguh sangat tipis.

Setelah dari ruang operasi, aku dipindahkan ke ruang rawat inap, dan kulihat dengan seksama apa yang dikeluarkan saat aku dilakukan tindakan tadi. Ya, calon janin itu..

Harusnya hari ini kita kontrol nak, untuk mendengar detak jantung kamu, sayang. Tapi ternyata Allah lebih sayang. Mudah-mudahan rezki kita bertemu di surga ya nak, aamiin..

Terima kasihku untuk Bunda yang selalu support dan perhatian apapun kondisiku..

18.5.22

emosi?

hai. selamat pagi.

beberapa waktu kemarin ayu bertiga sama suami dan anak sempet main ke mall SKA. karena mungkin masih ada suasana ramadhan dan tanggal merah, jadinya itu rame banget  mall nya. hari itu emang kebetulan ada yang lagi dicari. makanya sampai harus ke mall. kalau gak, mungkin ya lebih milih di rumah karena rame banget emang mall nya. nah kita berangkat siang menjelang sore gitu kan dari rumah, abis itu nyampe sana sat set nyari barang yang mau dibeli. ampe udah sore/maghrib gitu. anak minta makan. pergilah kita ke AW. ayu yang ngantri, suami dan anak duduk di meja. 

oke ayu ikut antrian kan, nah di depan ayu ada tiga remaja putri lagi pesen makan. biasalah ya, remaja. rempong banget mau pesen terus pas bayar riweuh. masih santuy  nih ayu nunggu. sementara mereka menyelesaikan pesanan, ada ibu yang berdiri di baris sebelah sendiri, gendong bayi dan ada toddler nya satu. ayu masih mikir positif, mungkin dia masih mau liat-liat menu aja. eh bener aja sih tapi ke suudzonan ayu terjadi. abis remaja tadi kelar bayar, dia langsung nyalip ayu. mesen ke mba AW dengan pede dan suara cukup nyaring. buset, main potong antrian aja doi.

terus, ayu colek ibunya, kira-kira percakapan kami kaya gini:

"ibu maaf tadi ngantrinya dimana?

saya udah dari lama disini!

ya, tapi kan antrinya di baris ini, bukan di sebelah. saya juga udah dari tadi disini bu

ya udah kalau itu mbanya aja duluan! (nyolot)

gapapa, ibu duluan aja, nanti ibu ngantri lagi ke belakang (sambil nunjuk antrian yang udah rame di belakang ayu)

gak, nanti saya bisa! mbanya aja duluan!"

kita bener-bener diliatin orang rame, haha. jantung ayu udah gak karuan, gak pernah berantem cuy.

ayu itu sebenernya gapapa kalau ibunya duluan, tapi mbok ya ngomong gitu, atau ijin. kebiasaan banget orang-orang gak suka antri maunya duluan terus. dan ayu gak ada niat mau nyari ribut, cuma mau kasih tau si ibunya jangan serobot antrian. itu aja, kalau dia minta maaf trus bilang kalau saya duluan boleh gak karena anaknya yang dia gendong misalnya, ya ayu dengan sangat yakin bakal ngizin dia duluan. tapi ya dia lebih milih nyolot, harusnya orang sekitar bisa nilai siapa yang salah. tapi ayu takut malah dikira gak ada rasa kasihan ke ibu yang gendong anak lagi T.T hufffh bete. terus ya si ibunya itu malah balik ke samping lagi. mba-mba AW nya bilang "antriannya satu baris aja ya". mba-mba AW terlihat tidak mendukungku T.T dari gesture yang dia liatin. hiks. padahal mau pesen banyak, tapi karena jantung udah gak karuan, jadinya cuma pesen dikit dan pak suami masih kelaperan, haha. maap. 

dari dulu ayu selalu ngalah soal antrian, entah kenapa kemarin emosi banget. 1st time dalam hidup bisa ngungkapin kekesalan secara langsung ke stranger. ya ini bener-bener dari sudut pandang ayu. moga ayu gak jadi dosa deh jatuhnya, aamiin.

abis kejadian itu malah overthinking. dasar anak senja!


3.4.22

apa ya.. (?)

assalamu'alaikum.

how's life everyone? is everything good? nice? bad? or..? what?

anything. haha apasih gak jelas. *pembukaan macam apa ini.

well, yesterday not a good day for me. i found something that i really dont like. i hate it. so much. i dont know why but i just cant feel better now. what should i do? and yes, here i am. try to write what i feel and hope it makes me feel better then. aamiin. #apasihayu2

oh iyaa, ini udah ramadhan loh. 1443 hijriyah. selamat menjalankan ya, semoga amalan kita lancar dan diterima Allah, aamiin. sekarang baby A udah gak baby lagi. almost 2 years old. oh my... dia udah bisa banget debatin kita apa aja. seneng banget dia udah gede tapi sedih juga. ternyata gitu ya rasanya jadi orang tua :')

untuk ukuran anak umur segitu dia alhamdulillah termasuk cepet ngomongnya, seneng banget.. :') semoga seterusnya dia bisa jadi anak yang manfaat untuk keluarga, agama, dan negara. aamiin. apalagi ya.. tulisan ayu kali ini emang cuma mau corat coret aja. gak tau mau ceritain apa intinya.

udah dulu ya, dadah.